Kamis, 12 Agustus 2010

Sebuah informasi yang sangat menarik kami dapatkan dari salah satu pengunjung weblog kami. Saudara Andika, memberi komentar di halaman "Tentang", dia memberi sebuah tautan yang mana berisi makalah mengenai Gajah Mada dan Perang Bubat, yang ditulis oleh Dr. Agus Aris Munandar, Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yang disampaikan dalam Dialog Budaya Sekitar Perang Bubad di
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Hotel Preanger, Bandung, Rabu, 21 Oktober 2009.

Pada makalah tersebut, Dr. Agus Aris Munandar memaparkan bahwa Gajah Mada dilahirkan dan dibesarkan di Desa Pandakan, dan Pandakan tersebut sebagai nama desa yang disebut dalam Pararaton, mungkin berlokasi di wilayah Pandakan sekarang, kecamatan di utara Malang. Adakah daerah bernama Pandakan (Pandaan) selain daerah kita yang merupakan Kecamatan yang berada di utara Malang? Tidak ada kan?

Ini dia kutipan makalah mengenai hal tersebut, yang kami ambil dari http://www.warnaindonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1169:gajah-mada-dan-perang-bubat&catid=108:arkeologi-hindu-budha&Itemid=285
Telah dikemukakan pula bahwa sangat mungkin Gajah Pagon selamat, menikah dengan putri kepala Desa Pandakan dan akhirnya mempunyai anak Gajah Mada yang mengabdi kepada istana Majapahit. Jadi Gajah Mada dengan TribhuwanottunggadewÄ« mempunyai eyang yang sama, mereka adalah cucu-cucu Krtanagara Bhattara Åšiva-Buddha. Perbedaan terletak pada garis keturunan, Gajah Mada cucu dari istri selir Krtanagara; sedangkan Tribhuwana adalah cucu dari istri  resmi Krtanagara, sang permaisurinya, hanya saja nama permaisuri Krtanagara belum dapat diketahui.

Pararaton tidak menceritakan lebih lanjut tentang tokoh Gajah Pagon, namun dapat ditafsirkan bahwa keadaan berangsur-angsur aman dan Gajah Pagon sembuh dari lukanya. Sangat mungkin ia lalu menikah dengan anak perempuan Macan Kuping. Setelah penghulu Desa Pandakan itu meninggal, Gajah Pagon menggantikan kedudukannya menjadi kepala Desa Pandakan. Kemudian keadaan semakin membaik. Majapahit berdiri, dan Wijaya menjadi raja.  Pada waktu itulah teman-teman seperjuangan Wijaya mendapat kedudukan masing-masing, walaupun berbagai sumber menyatakan ada yang tidak puas. Gajah Pagon tetap menjadi penguasa daerah Pandakan. Interpretasi selanjutnya telah terbuka bahwa Gajah Pagon kemudian mempunyai anak lelaki yang tumbuh gagah seperti ayahnya yang dijuluki Gajah Mada. Jadi, Gajah Mada adalah anak Gajah Pagon, dari ibunya adalah cucu Macan Kuping, penghulu tua Desa Pandakan.

Gajah Mada dilahirkan dan dibesarkan di Desa Pandakan; ia kemudian mendapat berbagai pendidikan kewiraan oleh ayahandanya. Pandakan sebagai nama desa yang disebut dalam Pararaton, mungkin berlokasi di wilayah Pandakan sekarang, kecamatan di utara Malang. Apabila benar bahwa Pandakan sekarang dahulu berpangkal kepada Desa Pandakannya Macan Kuping, maka dapat diketahui bahwa Gajah Mada lahir di Jawa Timur, di dataran tinggi Malang, daerah awal mengalirnya Sungai Berantas.

Untuk makalah lebih lengkap dapat anda akses di tautan yang kami sebutkan diatas.

Bagaimana pendapat anda? Admin tertarik dengan hal tersebut, dan mungkin akan kami tindak lanjuti sesuai dengan kemampuan kami, minimal kami akan sampaikan kepada Pemerintah Kecamatan Pandaan, Tokoh-tokoh masyarakat Pandaan, dan warga Pandaan.

Gajah Mada Lahir di Pandaan? Wah, sebuah sejarah luar biasa untuk Pandaan jika memang demikian adanya....

11 komentar:

  1. bisa jadi karena, banyak sekali peninggalan kerajaan singosari (kerajaan sebelum mojopahit) di pandaan.

    BalasHapus
  2. bisa jadi, dilihat dari peninggalan mojopahit dan singosari di pandaan

    BalasHapus
  3. Aneh ya?
    Seorang tokoh besar tidak punya sejarah asal usul, sepertinya suatu kesengajaan mengilangkan sejarah gajah mada, sampai2 tidak ada satu patung/relif pun pada candi2 tapi hanya ada kepala2 pada setiap markas Polisi militer.
    Jika dilihat dari Etimologi kata "GAJAH MADA"
    Mana ada kata Gajah berasal dari bahasa Jawa?
    Gajah bhs jawanya GANESHA...tapi kata Gajah dipakai untuk seekor Binatang di SUMATERA.
    Kata "MADA" juga bukan dari bahasa Jawa, tapi setau saya MADA dipakai di SUMATERA suatu ungkapan sifat seseorang keras kepala atau bandel.

    Dengan demikian apakah tidak mungkin GAJAH MADA bersal dari SUMATERA ?

    BalasHapus
  4. kayaknya masih debatable dan masih banyak prasasti yang menyebutkan hal lainny, baiknya harus benar2 valid baru kita berani menyimpulkan

    BalasHapus
  5. selama ini gw lihat patih gajah mada hanya model dalam bentuk patung, dan kalau di perhatikan dengan seksama kayaknya dia pendek dan gemuk, bener nggak sih?

    Adakah diantara sekian banyak blogger indonesia yang rumahnya dekat dengan rumah patih gajah mada?

    BalasHapus
  6. nah satu lg bukti gajah mada lahir di pandaan dibenarkan harian radar bromo tgl 29 agustus 2010 halaman 38. Salam.

    BalasHapus
  7. benar sekali, dan mengenai ulasan di radar bromo tersebut memang akan segera kami posting sebagai tindak lanjut posting ini:)

    BalasHapus
  8. Ayo.. ayo kita telusuri jejak nenek moyang.... salam dari Lereng Welirang

    BalasHapus
  9. meskipun misteri, namun analisis Kakang Aditiawarman cukup ngeh. dalam buku dari Gadjah Mada hingga Walisongo memang disebutkab bahwa GM adalah putra Sri Maharaja Sorik dari Batak dan ibunya masih saudara kandung dengan Ibunya Tribhuwana TD.

    Sejak muda GM sudah beguru ke Jawa (Majapahit): lahir di Batak (Sumatera) namun memperoleh ilmu pengetahuan dan kanuragan di Jawa. Darahnya mengalir darah Batak (Sumatera) dan Jawa.

    Meskipun begitu, buku itu dalam beberapa hal terkandung misteri, seperti soal perang Bubat. Di perang tsb aku setuju jika GM memang tdk sejelek yang dituduhkan kepadanya. Orang Sunda jangan salah sangka seperti sekarang dhong.

    Memang GM adalah misteri. Namun harus kita akui bahwa GM a/ kebanggaan dan teladan kita, manuisa Nusantara-Indonesia Raya. GM a/ the greatest man in Nusantara-Indonesia Raya.

    BalasHapus
  10. Gadjah Mada, The Greatest Man In Nusantara Indonesia
    Salam Nusantara Indonesia :)

    BalasHapus